Gas Lindung (Shielding Gas) adalah
suatu gas yang berfungsi melindungi cairan logam las (bahan logam pengisi
maupun logam induk) dari udara lingkungan sekitarnya untuk mencegah terjadinya
proses oksidasi antara logam las dengan udara luar.
Pada
suhu tinggi oksigen bereaksi dengan logam las menjadi oksida metal. Oksigen
juga bereaksi dengan karbon di dalam cairan logam las menjadi CO (karbon
monoksida) dan CO2 (karbon dioksida). Proses-proses bereaksinya cairan
logam las dengan udara luar sekitarnya juga dapat menghasilkan berbagai macam
cacat las, oleh karena itu unsur-unsur oksigen maupun nitrogen harus dijauhkan
dari cairan logam las.
Di
samping fungsi nya melindungi logam las dari kontaminasi udara luar, gas
lindung juga berfungsi sebagai :
1.
Mempengaruhi sifat busur
2.
Moda transfer metal
3.
Penetrasi dan profil jalur las
4.
Kecepatan las
5.
Sebagai pembersih
6.
Sifat mekanis bahan las
Jenis-jenis
gad pelindung
Argon
(Ar)
Adalah
gas inert yang monoatomik dengan berat molekul 40 yang dapat diperoleh dengan
mencairkan udara. Digunakan untuk pengelasan merupakan gas argon murni (min
99,95 %) untuk metal yang tidak reaktif, namun untuk metal reaktif dan metal
tahan panas, tingkat kemurniannya lebih tinggi (99,997%).
Keunggulan gas
Argon di banding gas Helium
- Nyala lebih halus tidak bersuara keras
- Mengurangi penetrasi
- Memiliki daya pembersih
- Lebih murah dan lebih mudah didapat
- Sebagai pelindung yang efektif tidak diperlukan flow rate terlalu tinggi
- Lebih tahan terhadap hembusan angin
- Lebih mudah untuk menyalakan busur listrik
- Daya penetrasi tidak terlalu dalam sehingga diperlukan untuk pengelasan bahan yang tipis.
Helium (He)
Helium
adalah gas inert yang monoatomik dan sangat ringan, memiliki berat atom 4,
didapat dari pemisahan gas alam, jika digunakan untuk pengelasan harus
dimurnikan menjadi 99,99%.
Lebih
banyak menghantarkan panas daripada argon. Dengan tenaga panas yang lebih
tinggi tersebut, helium banyak digunakan untuk pengelasan menggunakan tenaga
mekanis.
Gas
lindung helium jika digunakan sendiri tanpa dicampur dengan gas argon akan
menghasilkan voltase busur yang lebih tinggi jika variable lainnya di
pertahankan tetap, hal ini disebabkan oleh potensi ionisasi yang lebih tinggi
pula
Busur
yang dihasilkan dengan pemakaian gas lindung helium tidak menghasilkan transfer
semprot aksial yang sebenarnya pada besaran arus mana saja dengan stabilitas
busur yang terbatas. Akibatnya terdapat banyak percikan (spatter) pada jalur
las.
Namun
untuk beberapa pengelasan tertentu justru diperlukan penggunaan helium murni
agar didapat penetrasi yang dalam, jalur las yang lebar dan melengkung/parabol.
Penggunaan
gas helium murni juga menyebabkan sulitnya penyalaan awal electrode.
Campuran Argon dan Helium
Argon
mempunyai berat sekitar 10 x helium, karena beratnya begitu meninggalkan
moncong obor, argon akan langsung menyelimuti jalur cairan logam las, sedangkan
helium yang lebih ringan dari argon akan naik keatas menghalagi penetrasi udara
ke dalam lingkungan nyala las.
Jadi
dengan dikombinasikannya kedua jenis gas ini akan menghasilkan campuran yang
fungsi lindungnya sangat optimal.
Campuran
gas argon dan helium (80% argon, 20% helium) akan menghasilkantransfer semprot
aksial, apabila arus mencapai di atas nilai transisi dan penetrasi yang dalam
serta jalur las yang lebar dan parabol.
Pada
pengelasan yang menggunakan teknik transfer arus pendek dimana diperlukan
masukan panas (heat input) yang besar agar terjadi fusi yang baik, disarankan
agar digunakan gas lindung campuran antara argon dan helium (60 hingga 90%
helium).
Campuran
argon dengan sedikit helium diperlukan untuk gas lindung pengelasan stainless
steel dan baja paduan rendah.
Campuran
argon helium yang mengandung helium antara 50 sampai 75 % dapat meningkatkan
voltase.
Karbon
Dioksida (CO2)
Karbon
Dioksida memiliki sifat perpindahan panas yang baik. Menghasilkan penetrasi las
sangat dalam tetapi dengan busur yang tidak stabil dan, karena
kereaktifannya banyak terdapat percikan atau spatter.
Karbon
dioksida dapat digunakan murni (only for short-circuiting) atau atau
campuran dengan 5 sampai 25 argon%, kadang-kadang sampai dengan 50%.
Meningkatnya
persentase karbon dioksida meningkatkan lebar dan kedalaman penetrasi las.
Untuk
pengelasan baja tahan karat di mana karbon mengontrol konten yang diperlukan,
sebuah argon-helium dicampur dengan 1-2% karbon dioksida juga dapat digunakan.
Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar